Berawal dari aku yang ga pernah dapat motor yang bener ketika sewa motor di Batam, ditambah pingin hemat juga jika pingin kemana-mana ketika tinggal disana. Akhirnya aku membeli sebuah motor yang cukup murah untuk menemaniku menyusuri batam.
Sebelumnya aku gatau apa-apa mengenai permotoran atau perkendaraan ini. Tapi berbekal ilmu finansial yang kupelajari, akhirnya aku memutuskan untuk mencari motor yang murah dan asal bisa jalan saja hehe.
Kumulai mencari di fb marketplace dan akhirnya ku dapatkan motor Vega ZR yang cukup tua tetapi dengan surat-surat yang masih hidup dan lengkap. Ku memilih motor ini bukan tanpa alasan, karena dulu ketika masih SMP dan awal SMK ku masih pakai sepeda motor dengan merek dan model ini.
Tetapi ga seburuk ini juga kondisinya wkkww, waktu pengecekan kukira starter tangan yang tidak hidup itu hanyalah faktor akinya yang habis, tetapi setelah ku service ternyata cukup banyak yang harus dibenahi jika masih ingin menggunakan starter tangannya. Lalu akhirnya kuurungkan karena cukup mahal untuk harga motor yang cukup murah ini. Gapapa deh ngengkol dulu selama pake ini, pikirku.
Waktu awal “berkenalan” dengan motor ini juga bukan kenalan yang indah :’) . Si ban dalam motor ini tiba-tiba meledak ketika ditengah jalan dan mengharuskan ku menuntunnya ditengah malam. Untung masih ada teman-teman yang bantu meski begitu rasa kenyangku setelah makan all you can eat langsung berubah jadi rasa lapar lagi setelah selesai problem dorong mendorong ini.
Untuk masalah problem ban bocor atau ganti ban dalam ini, sudah kurang lebih 4 kali aku mengelaminya. Dan yang pertama yang paling berkesan, karena aku harus mendorong cukup jauh serta berat lagi, karena tidak cuma ban dalamnya yang pecah tetapi. Ban dalam tersebut sampai menggulung ke rantai motorku, jadi kalian bisa bayangkan kan betapa beratnya mendorong motor ini wkwkw.
Ada juga problem knalpotnya yang sering meledak-ledak, ku kira ini dulu juga problem mudah yang bisa diselesaikan tukang service, tetapi ini juga cukup mahal jika harus diperbaiki, akhirnya kubiarkan saja motor ini dengan suara ledakannya.
Pernah suatu ketika ku pulang kerja dengan membawa motor ini dengan kecepatan pelan dan posisi agak sebelah kiri jalan. Tiba lewat sebelah tukang lalapan pingir jalan yang sedang ramai pengunjung kala itu, Duarrrrrr, knalpotku meledak, beberapa pengunjungpun kaget ada juga yang sampai latah. Untungnya ku sedang pakai masker, jadi tidak terlalu malu wkwkw.
Pernah meledak di parkiran mall juga dan menggema, pernah juga di dalam terowongan jalan, untungnya semua terjadi ketika ku pakai masker wkwkw.
Pernah juga ketika dari pasar Mustafa di batam, kan jalannya menurun ketika mau keluar, dan disitu juga motor ini sering tiba-tiba mati. Waktu itu mau menyebrang jalan lumayan sepi dan dari jarak agak jauh ada sebuah motor disetir bapak-bapak dan dibelakannya ada ibu-ibu juga. Kucoba menghidupkan motorku tetapi terus terusan gagal, ku coba lagi, tetepi masih juga gagal, sampai akhirnya si motor tadi sampai di depanku dan si ibu-ibu yang dibonceng tadi bilang kepadaku dengan suara lantang.
Mas-mas kalau udah dikasih jalan buruan jalan, kok malah berhenti ga jalan-jalan
ibu-ibu
Antara sebal, jengkel dan konyol yang kurasakan karena kan ini juga bukan mauku untuk tidak segera menyebrang. Tetapi karena memang motorku yang sulit dihidupin. Yah tak apalah namanya juga motor tua wajahlah klo banyak masalah. Hehe
Asal kalian tau, hampir semua temanku ga ada yang berani lagi pinjem motor ini, bukan karena jelek wkwk. Karena memang kalau tidak hapal betul dengan motor ini, pastilah banyak masalah. Dari motor yang gampang mati jika dilampu merah, starternya harus ngengkol pakai kaki, knalpot yang meledak-ledak bikin malu, hingga sulitnya dihidupin lagi ketika motor ini sudah mati.
Untungnya aku sebagai pemilik motor ini sudah mulai akrab dan memaklumi keadaannya. Jadi tau kapan harus ngegas biar tak mati, atau juga kapan saatnya motor ini sering meledak.
Akhirnya aku memutuskan untuk balik lagi ke batu, tempat asalku karena teman-teman seapartemenku juga memutuskan untuk pulang kembali ke kampungnya. Akupun berniat menjual motor ini, laku sejuta saja alhamdulillah langsung ku kasihkan, pikirku. Namun diluar perkiraan sengaja kupasang harga agak tinggi dari target yaitu 2,3jt dan setelah COD dan negosiasi akhirnya ketemu diangka 1,9jt. Syukurlah aku tak jadi rugi banyak, semoga kamu lebih dirawat oleh pemilik barumu yah.
Seminggu dua minggu ku di Batu, masih terasa saja kebiasaanku buat ngegas terus ketika di lampu merah agar motor ku tidak mati, dan juga kakiku yang sudah terbiasa akan mengengkol motornya ketika masih mati. Hahahah. Untunglah motor-motorku di Batu semua keadaannya masih bagus-bagus dan tak memiliki banyak masalah kaya motorku di Batam kemarin.
Pelajaran yang kudapat adalah, ga papa beli motor yang murah dan asal bisa dipakai jika kalian ngerti soal mesin yah. Kalau ga ngerti tentang mesin bisa dapet yang seperti saya hahaa. Tetapi tidak masalah, motor jelek punya banyak cerita.